Argentina melawan Kolombia akan menjadi salah satu pertandingan terketat di Copa America 2015. Kualitas pemain yang hampir setara di berbagai lini akan menjadikan partai sebagai duel taktik antara pelatih kedua kesebelasan: Tata Martino di kubu Argentina, Jose Pekerman di pihak Kolombia.
Bagi Argentina, sudah lebih dari dua dekade Argentina tidak mampu menjuarai Copa America, apalagi Piala Dunia. Bermodalkan materi pemain yang merupakan pemain level atas, seharusnya tidak sulit bagi Martino untuk meracik strategi. Lionel Messi, Sergio Aguero, Carlos Tevez, Angel Di Maria sampai Javier Mascherano seharusnya bisa menjadi jaminan Argentina untuk membawa pulang trofi copa america ke kampung halaman mereka.
Namun, jika melihat catatan di fase grup, Argentina terlihat bermain kesulitan dan tak mampu membuat banyak gol. Hanya mencetak empat gol dan kebobolan dua gol mengindikasikan permainan mereka di sepertiga akhir penyerangan memiliki permasalahan serius.
Satu yang mesti digarisbawahi ialah Messi, Aguero, Higuain dan Tevez adalah nama-nama pencetak gol terbanyak di level klubnya di musim lalu. Tapi nyaris semuanya gagal memperlihatkan performa meyakinkan di Copa, setidaknya hingga fase grup. Hanya Aguero yang terbilang bagus.
Formasi 4-3-3 yang diusung Martino selama pertandingan fase grup, dengan menempatkan Messi di sisi kanan seperti yang dilakukan Enrique di Barcelona, diharapkan dapat membuka celah di sisi kiri yang dihuni Angel di Maria. Tata agaknya berharap Messi bisa menarik perhatian lawan sehingga sejumlah ruang di sisi lain bisa lebih terbuka.
Saat bersua Paraguay dan Uruguay, Aguero di plot sebagai penyerang tengah dan ia sukses menjalankan tugasnya sebagai penggedor jala lawan. Dua gol dalam dua pertandingan awal mengindikasikan Aguero bakal diturunkan kembali sebagai penyerang tengah pada laga melawan Kolombia nanti.
Duet Nicolas Otamendi – Ezequiel Garay di jantung pertahanan juga dipastikan diturunkan Martino. Duet Martin Demichelis dan Garay, yang diturunkan di pertandingan terakhir babak grup, dianggap kurang memuaskan. Ini menjadi ujian sesungguhnya bagi Otamendi yang disebut-sebut sebagai bek terbaik Liga Spanyol musim 2014-15. Ia harus menghadapi eksplosifnya dua pemain sayap Kolombia.
Dari kubu Kolombia, Pekerman diprediksi akan memainkan pemain dan pendekatan yang sama seperti saat menghadapi Brasil. Permainan rapat, disiplin dan dibumbui counter-attack cepat akan diperagakan oleh mereka.
Namun, permasalahan mereka sebetulnya tak jauh berbeda dari Argentina, bahkan cenderung lebih parah. Selama fase grup Kolombia hanya mencetak satu gol saja dari kaki Murillo yang notabene seorang pemain bertahan. Gol Murillo tersebut mengantarkan Kolombia menang tipis atas Brasil. Sisanya, Kolombia menyerah 0-1 dari Venezuela dan hanya bermain 0-0 melawan Peru. Sungguh bukanlah pencapaian yang baik bagi James Rodriguez cs.
Teo Guttierez dan Falcao akan mengisi jajaran penyerang meski dalam praktiknya Teo akan sering melebar ke sisi sebelah kiri. Sebetulnya Pekerman mempunyai opsi memainkan Jackson Martinez ataupun Victor Ibarbo sebagai duet penyerang di lini depan. Sementara Cuadrado dan James masih akan menjadi andalan untuk menopang serangan penyerang dari sektor sayap.
Mengoptimalkan Pastore dan Di Maria
Sudah barang tentu Argentina akan mengandalkan Messi sebagai pusat penyerangan. Semenjak pertandingan pertama fase grup melawan Paraguay, skuat Albiceleste kerapkali mengalirkan bola menuju bintang Barcelona itu. Ini bisa dipahami karena Messi memang bisa berperan ganda, baik sebagai playmaker dan juga sebagai salah satu juru gedor Argentina.
Namun, peran Messi di sisi kanan tampaknya mulai diantisipasi oleh banyak pelatih lawan. Pergerakan Messi yang melebar kemudian masuk ke lini tengah dan menjemput bola seperti layaknya pemain tengah memang bertujuan menarik beberapa pemain untuk terus mengikutinya dan meninggalkan celah di lini pertahanan lawan.
Jika di Barcelona peran ini sukses dilakoni karena Ivan Rakitic dan Dani Alves dengan cepat bertukar posisi menempati ruang kosong, maka di tim nasional Argentina momen ini jarang kali terjadi. Pastore yang bermain sebagai gelandang terdekat dengan posisi Messi seringkali telat untuk mengisi pos kosong di flank kanan. Posisi Pablo Zabaleta yang hanya naik hingga garis tengah lapangan membuat pertukaran posisi ini juga menjadi lebih kaku.
Mengapa harus bertukar posisi? Ini berguna untuk memberi ruang untuk Messi sebagai wide-playmaker menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu juga memberi opsi operan jika pertahanan lawan telanjur penuh oleh pemain bertahan.
Di Maria yang beroperasi sebagi sayap kiri sudah semestinya lebih aktif mengimbangi sayap kanan yang terlalu dominan. Messi yang sepanjang pertandingan selalu mengirimkan umpan panjang diagonal ke tempat Di Maria, harus bisa dilanjutkan Di Maria dengan pergerakan yang efektif dan efisien –tahu kapan saatnya menggiring bola dan kapan langsung mengirimkan bola ke Aguero di kotak penalti. Kombinasi Messi-Di Maria ini akan sering kita lihat apabila lawan menumpuk pemainnya di area kotak penalti.
Ancaman dari Lini Sayap Kolombia
James dan Cuadrado adalah pemain yang beroperasi di sayap dan gemar melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan. Dengan diusungnya formasi 4-4-2 oleh Pekeman, jelas sekali Kolombia ingin memaksimalkan kedua sisi lapangan sebagai celah untuk menciptakan gol. Pergerakan James yang diberikan kebebasan oleh sang pelatih membuat ia kerap kali bergeser agak ke tengah dan posisi Teo pun sering melebar ke sisi kiri sehingga membentuk formasi 4-2-3-1.
Kondisi ini membuat Falcao harus berjuang sendiri di kotak penalti. Dan ini sangat tidak mudah bagi Falcao. Seperti yang kita tahu, Falcao mengalami musim yang sulit di Liga Inggris pasca diterpa cedera panjang sebelum Piala Dunia 2014. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi performa Falcao dan menyebabkan kehilangan sentuhan terbaiknya. Pekerman mesti mempertimbangkan untuk menurunkan Jackson Martinez sebagai tandem dari Teo Guttierez di lini serang.
Pergerakan James tentu sedikit banyak diketahui Mascherano dan Otamendi karena sama-sama bermain di Liga Spanyol. Maka tak heran jika nanti James akan mendapatkan pengawalan khusus dari dua pemain tersebut. Alternatifnya, Pekerman bisa menginstruksikan Cuadrado untuk mengeksploitasi pertahanan Argentina.