Si bocah ajaib korban tsunami Aceh, Martunis diundang salah satu akademi sepakbola Portugal. Anak angkat Cristiano Ronaldo yang sudah berusia 18 tahun ini, dapat kesempatan belajar sepakbola di sana.
Martunis telah bertolak sendiri ke Portugal Minggu 28 Juni 2015 malam WIB, melalui Bandara Soekarno-Hatta. Ini kali kedua dia diundang ke negara itu, setelah sembilan tahun lalu saat baru saja ditemukan selamat dari amukan tsunami dengan mengenakan jersey tim Selecao das Quinas milik Rio Costa.
Saat terbang dari Banda Aceh ke Jakarta Minggu pagi WIB, dia didampingi kakak sekaligus yang mengasuhnya, Munawardi Ismail. “Senang, bersyukur Alhamdulillah saya diundang lagi ke Portugal,” kata Martunis kepada Okezone.
Menurutnya dia tinggal berangkat saja, karena semua proses keberangkatan izin dan visa sudah diurus Kedudataan Portugal di Jakarta. Di Bandara Portugal, Martunis akan dijemput oleh pihak yang mengundangnya.
Martunis mengatakan, Dubes Portugal untuk Indonesia Manuel Carlos Leitao Frota, banyak membantunya untuk keberangkatan ini. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Kedutaan Portugal, untuk pak Dubes dan seluruh staf yang sudah membantu,” sebutnya.
Sementara kakak asuhnya, Munawardi Ismail mengatakan, Martunis mendapat visa belajar ke Portugal setelah diundang sebuah akademi sepakbola milik klub ternama di Portugal yang namanya masih dirahasiakan.
“Dia akan berada di sana beberapa bulan, tapi bisa saja lebih lama dari itu,” ujar Munawardi.
Menurutnya Martunis sudah pernah diundang oleh akademi itu sebelumnya, namun gagal berangkat. Salah satu faktornya adalah usianya masih di bawah 18 tahun.
Munawardi enggan membeberkan kemungkinan Martunis akan dipermanenkan akademi itu, karena usianya kini sudah genap 18.
“Kita doakan saja bagaimana, yang penting kita doakan bagaimana dia (Martunis) bisa menggunakan kesempatan ini untuk benar-benar belajar menjadi pemain profesional sesuai cita-citanya,” kata pria berprofesi jurnalis itu.
Munawardi meminta agar Martunis yang sudah lulus dari SSB Real Madrid di Banda Aceh itu menggunakan kesempatan itu sebaik mungkin, untuk membanggakan orangtua, Aceh, dan Indonesia. Terlebih ayahnya Sarbini, sudah merelakan putranya menuju Portugal.